Peribahasa Dan Artinya Untuk Sekolah Dasar

Peribahasa dan Artinya Untuk Sekolah Dasar – Apa itu peribahasa? Nah bagi yang belum mengetahui peribahasa, peribahasa atau pepatah adalah ayat atau kelompok kata yang mempunyai susunan yang tetap dan mengandung aturan dasar dalam berperilaku. Jika peribahasa berupa ungkapan yang sangat baik, maka disebut dengan istilah aforisme.

Pembahasan peribahasa biasanya sangat erat dengan pelajaran bahasa Indonesia. Biasanya akan di bahas pada sekolah dasar (SD) sampai jenjang SMP. Pada jejang pendidikan berikut peribahasa juga di bahas. Terdapat peribahasa yang cukup terkenal dan biasanya sering di jumpai baik itu melalui ucapan seseorang atau dapat di jumpai dalam suatu tulisan.

Berikut ini empatdio.com kumpulkan 50 lebih peribahasa yang sering atau cukup di kenal di masyarakat. Selain itu peribahasa tersebut di bawah ini juga sering di temukan dalam soal latihan baik itu untuk SD maupun sekolah menengah pertama (SMP).

50 Peribahasa dan Artinya Untuk Sekolah Dasar

1). Air susu dibalas dengan air tuba.
– perbuatan baik terhadap seseorang dibalas dengan perbuatan jahat.
– Kebaikan dibalas dengan kejahatan.

2). Bagai air di daun talas.
– ketidakcocokan antara dua orang, seperti air yang ditaruh di atas daun talas akan terpisah
– orang yang tidak mempunyai pendirian.

3). Sambil menyelam minum air.
– mengerjakan suatu pekerjaan, dapat pula menyelesaikan pekerjaan atau masalah yang lain.

4). Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui.
– artinya satu kali melakukan pekerjaan, mendapatkan beberapa hasil (atau keuntungan) sekaligus.

5). Ampang sampai ke seberang, dinding sampai ke langit.
– Dalam melakukan sesuatu sebaiknya dilakukan secara maksimal agar maksud tujuan dapat dicapai dengan baik.

6). Anak sebatang kara.
– Anak sendirian.

7). Arang itu jikalau dibasuh dengan air mawar sekalipun tidak akan putih.
– orang yang sangat jahat sebagaimanapun dinasehati tidak akan berubah kelakuannya.

8). Ayam berunduk, sirih berjunjung.
-Lindungilah yang lemah supaya selamat.

9). Bahasa menujukan bangsa.
-Tabiat dan tutur kata seseorang menunjukkan asal usulnya.

10). Makan bawang.
– Marah sekali.

11). Seperti belut yang pulang kelumpur.
-Orang yang kembali ke tempat asalnya.

12). Banyak bicara sedikit kerja.
– Orang yang banyak berbicara, biasanya sedikit sekali kerja-nya.

13). Bintang dilangit dapat dibilang, tapi arang di mukanya ia tak sadar.
– Kesalahan orang lain dapat di ketahui, tetapi kesalahan sediri tidak diinsyafi.

`14). Bunga yang harum itu ada juga duurinya.
– Nama yang baik itu ada juga jeleknya walaupun sedikit

16). Ibarat burung, mata lepas badan berkurang.
– perihal anak pingitan

17). Busuk tak tahu dibahunya.
– Orang yang bodoh  tak tahu kekurangannya.

18). Dalam lautan dapat diduga, dalam hati siapa tahu.
– Kita tak dapat mengetahui iisi hati orang lain.

19). Sekali merengkung dayung, tiga pulau terlampui.
– Meyelesaikan dua, tiga pekerjaan dalam satu waktu

20). Mendapat durian runtuh.
– Mendapatkan keuntungan yang besar, tanpa susah payah.

21). Bagai empedu lekat di hati.
-Kasih sayang yang sangat erat, tidak dapat diceraikan.

22). Semahal-mahal gading, kalau patah tiada berharga.
– Semulia-mulai orang, kalau sudah berbuat jahat, tentu tak akan berharga lagi.

23). Taka da gading yang retak.
– Taka da sesuatu yang sempurna.

24). Garam di laut asam di gunung akhirnya bertemu dalam bela-nya.
Perjodohan tidak mengindah kan jaih dekat keadaan.

25). Belum bergigi hendak menggigit.
– Orang bodoh berlahak seperti orang pandai.

26). Jikalau pandai menggulai, badar jadi tengiri.
– Orang bijaksana dalam segala hal.

27). Tak ada gunung yang dapat di daki, tak ada lurah yang dapat dituuruni.
– Asal hati-hati dan bersungguh-sungguh, semuanya akan dapat dikerjakan.

28). Seperti harimau menyembuyikan kuku.
– Orang yang pandai selalu menyembunyikan kepandainnya, pura-pura bodoh.

29). Hidup segan mati tak mau.
– Orang yang telah lama menderita sakit.

30). Ke hulu kena bubu,  kke hilir kena tengkalak.
– Bahaya bila sudah datang tak dapat dielakkan lagi.

31). Buang sampah tinggal intinya.
– Yang baik kita pakai dan yang buruk kita tinggal.

32). Jatuh ditimpa tangga.
– Ditimpa kemalangan yang bertut-turut.

33). Masuk kandang kambing mengembik, masuk kandang kerbau menguak.
– Di mana kita tinggal haruslah menghormati, dan menuruti ada yang berlaku.

34). Yang dikanndung berceceran, yang dikejar tidak dapat.
– Sangat tergesa-gesa, sehingga yang telah ada hilang, yang dimaksud tidak tercapai.

35). Umpama buah kepayang dimakan mabuk, dibuang sayang.
– Tidak bisa mengambil keputusan, serba sulit.

36). Kepala  sama berbulu, pendapat berlain-lain.
– Tiap-tiap orang tidak sama pendapatnya.

37). Keras bagai batu, tinggi bagai langit.
– Tidak mau menurut dan mendengarkan perintah atasannya.

38). Kerja baik lekas-lekasan, supaya jangan tertimpa yang buruk.
– Jangan memperhambat waktu yang telah dipikirkan, pergunakan waktu sebbaik-baiknya.

39). Keris panjang berelok, ke mana dibawa kemana elok.
– Orang berilmu passti bisa mengerjakan segala pekerjaan dengan baik.

40). Belum berkuku hendak mencubit.
– Belum berkuasa apa-apa sudah mencari-cari kesalahan orang lain.

41). Kalau kuda sudah bertanduk.
– Sesuatu yang sangat mustahil.

42). Bagai si kudung mendapat cincin.
– Seseorang yang mendapatkan kenikmatan, tetapi tak bisa menikmati.

43). Tebal kulit muka.
– Tidak mempunyai perasaan sama sekali.

44). Siapa makan lada ia berasa pedas.
– Siapa berbuat tentu akan merasakan akibatnya.

45). Seperti laying-layang putus talinya.
– Seseorang yang putus harapan, meyerah kepada nasib.

46). ada nyawa, ada rezeki
– selama masih hidup selama itu pula selalu mendapat penghidupan

47). Air pun ada pasang surutnya
– Senang dan susah selalu silih berganti.

48). Anak polah bapa kepradah
– Tingkah lakunya anak jadi tanggung jawab orang tua. Jika anak bertingkah, maka nama orang tua akan ikut terbawa.

49). Asal ada kecilpun pada.
– Kalaupun tak mendapat rezeki yang besar, yang kecilpun mencukupi pula.

50). Bagai Makan Buah Simalakama.
– Bagai seseorang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sangat sulit untuk dipilih.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai Peribahasa dan Artinya Untuk Sekolah Dasar. Tentunya masih banyak peribahasa yang belum di cantumkan di empatdio.com melalui halaman ini.

Untuk itu jika berkenan silahkan tambahan peribahasa lainnya di kolom komentar berikut di bawah ini.

Baca Juga:
– Peribahasa Tong Kosong Nyaring Bunyinya
– “Ada air ada ikan”: arti ppengertian dan contoh kalimat